Dongeng Anak: Buah Kebaikan
Ki Pala seorang yang bijak dan luhur budi. Dia adalah panglima perang
Kerajaan Sokapanca. Suatu hari, dia menghadap sang Prabu. Penguasa
Sokapanca itu tampak sedang murka. Di hadapannya bersimpuh
seorang lelaki yang tangan dan kakinya dirantai. Sang Prabu berkata dengan
penuh kemarahan, “Wahai, Panglima. Bawalah orang ini. Awasi dengan
ketat. Besok pagi bawa dia ke hadapanku.”
Ki Pala segera memerintahkan beberapa prajurit membawa orang itu.
Dalam hati Ki Pala berkata, “Orang ini pastilah sangat berbahaya sebab sang
Prabu menyuruhku menjaganya sangat hati-hati. Aku akan membawanya ke
rumah agar dapat benar-benar mengawasinya.” Maka, Ki Pala menyuruh
para prajurit membawa orang itu ke rumahnya. Ki Pala menjaganya dengan
ketat. Aneh, Ki Pala kemudian merasa bila sesungguhnya orang itu tidak
berbahaya.
“Saudara dari mana?” tanyanya.
“Kadipaten Sewu.”
“Kadipaten Sewu?”
“Ya.”
Ki Pala menarik napas.
Dongeng Anak Buah Kebaikan
Katanya setelah itu, “Kadipaten Sewu. Ada kisah yang pernah saya alami ketika berada di kadipaten itu yang tak akan pernah saya lupakan.” Ki Pala lalu bercerita, “Dua tahun lalu, saya mendapat tugas dari sang Prabu menumpas kawanan pemberontak di daerah utara. Tapi sial, ternyata mereka lebih kuat. Sepuluh prajurit yang saya bawa gugur. Karena tak sanggup lagi melawan, saya lalu melarikan diri dan sampai di Kadipaten Sewu. Para pemberontak terus memburu. Barangkali saya sudah tak ada lagi di dunia ini bila seorang penduduk Kadipaten Sewu tak menolong. Dia menyembunyikan saya di rumahnya. Orang itu bernama Ki Jalu, seorang saudagar kaya. Dan saya belum sempat membalas kebaikan hatinya itu, sampai sekarang. Apakah saudara kenal dengan Ki Jalu?” “Sayalah orangnya.” “Apa?” Ki Pala terbelalak. Lalu, ditatapnya orang itu. Lama dia memerhatikan. Diteli-tinya. “Ki Jalu,” serunya. Dipeluknya orang itu. “Kenapa Tuan jadi begini? Apa yang telah terjadi?” Berurai air mata Ki Jalu pun bercerita.Katanya dirinya telah menjadi korban fitnah Adipati Sewu. Dia dilaporkan sebagai gembong pemberontak oleh Adipati pada sang Prabu. Ki Pala amat geram. Maka, dia cepat menemui sang Prabu. Di-ceritakannya tentang Ki Jalu. Sang Prabu terhenyak. Dia menyesal telah berlaku ceroboh, tak menyelidiki lagi laporan yang diterima. Diperintahkannya Ki Pala menghadapkan Ki Jalu. Sang Prabu meminta maaf. Esoknya sang Prabu memerintahkan Ki Pala menyelidiki Adipati Sewu. Akhirnya didapatkan bahwa sesungguhnya sang Adipatilah gembong pemberontak itu. Dia lalu ditangkap dan dipenjarakan. Kemudian kepada Ki Jalu, sebagai balasan atas kebaikan yang pernah dilakukannya terhadap Ki Pala, sang Prabu mengangkatnya menjadi Adipati Sewu.