Dongeng Anak: Bola Yang Melompat-Lompat Sendiri
Duk-duk-duk!
Sebuah bola karet besar melompat-lompat menuruni jalan yang
sepi. Pak Diman, si polisi lalu lintas, sangat heran melihat itu. Dia
tak melihat ada orang yang memainkan bola itu. Dikejarnya bola itu, tetapi
dia tak dapat menangkapnya. Bola itu melompat-lompat sangat cepat.
Nenek Puri yang sedang berada di halaman rumahnya melihat ke jalan.
Bola yang melompat-lompat melintas.
“Hei, ada apa dengan bola itu?” seru Nenek Puri, penuh heran. “Mengapa
bola itu melompat-lompat sendiri? Aneh sekali!”
Nenek Puri pergi ke jalan. Dikejarnya bola itu. Di belakangnya Pak Diman
berlari mengejar bola itu.
Bola itu melewati SD Melati. Saat itu jam istirahat. Anak-anak bermain
di halaman. Mereka melihat bola itu. Mereka pun berlarian keluar pintu
gerbang sekolah. Mereka memerhatikan bola itu melompat-lompat. Mereka
memerhatikan Nenek Puri dan Pak Diman yang berlari mengejar bola itu.
“Nenek Puri, Pak Diman, ada apa dengan bola itu? Mengapa melompatlompat
sendiri?” tanya anak-anak.
Bola itu terus melompat-lompat.
Nenek Puri dan Pak Diman terus mengejar.
Anak-anak lalu ikut mengejar.
Mereka kemudian bertemu Pak Sam, si tukang pos. Dia tengah mengendarai
sepedanya. Nenek Puri dan Pak Diman yang kelelahan memanggilnya, “Pak
Sam, bisakah Bapak mengejar bola itu?”
Pak Sam mengejar bola itu. Nenek Puri dan Pak Diman duduk beristirahat di tepi jalan.
Anak-anak terus mengejar bola itu.
Bola itu akhirnya sampai di sebuah kebun. Bola itu melompat-lompat di
rerumputan hijau, lalu, plung! Bola itu mendarat ke tengah kolam. Pak Sam
cepat turun dari sepedanya. Diambilnya sebatang kayu panjang. Dengan
kayu itu ditariknya bola ke tepi kolam.
Pak Sam mengambil bola itu. Ditelitinya. Dia menemukan sebuah lubang
di salah satu sisi bola itu.
Maka, terjawablah penyebab bola itu melompat-lompat sendiri.
Hihihi!
Ternyata di dalam bola itu ada seekor katak besar. Katak itu tak bisa
keluar dari dalam bola itu. Ia lalu melompat-lompat untuk keluar. Bola pun
melompat-lompat karenanya.
Pak Sam mengeluarkan katak itu.
Kok-kok-kok! Katak itu bersuara. Mungkin mengucapkan terima kasih pada
Pak Sam. Penuh gembira ia lalu melompat ke dalam kolam, lalu menyelam
ke dasar kolam itu.
Dongeng Anak: Bu Landak Kehilangan Anak
Bu Landak melihat ke sekeliling toko dengan penuh cemas. “Ibu kehilangan sesuatu?” tanya Pak Kelinci, si penjaga toko. “Ya, saya kehilangan anak saya,” jawab Bu Landak. “Tadi ia di sini.” “Ya, saya melihatnya. Anak itu berpegangan pada baju Ibu saat saya melayani Ibu. Jangan cemas. Kita akan segera menemukannya. Ia tidak akan pergi jauh.” Bu Tikus Kebun masuk ke dalam toko. Ia mendengar pembicaraan Bu Landak dengan Pak Kelinci. Ia lalu membantu mencari. Mereka mencari di bawah meja kasir, di balik tumpukan barang-barang, dan di tumpukan kardus-kardus kosong. “Oh,” keluh Pak Kelinci seusai mencari di semua tempat. “Anak itu tidak ada di sini. Ia pasti telah keluar toko dan kita tidak melihatnya.” Bu Landak sangat cemas.Dongeng Anak Bu Landak Kehilangan Anak
Bergegas ia keluar dari toko.
“Tunggu, Bu Landak!” seru Bu Tikus Kebun. “Saya ikut!”
“Saya juga,” kata Pak Kelinci. Ia lalu keluar. Toko tak lupa dikuncinya.
Bu Landak, Pak Kelinci, dan Bu Tikus Kebun mencari di jalan-jalan sekitar
toko tetapi jejak anak itu tak ada sama sekali. Mereka lalu mencari di semaksemak
dan di balik pohon-pohon. Kasihan, anak
Bu Landak tetap tidak ditemukan. Tiba-tiba ada
kepala kecil muncul dari dalam keranjang belanja Bu Landak. Itu kepala anak Bu Landak. Ia memandang heran pada Bu landak, Pak
Kelinci, dan Bu Tikus Kebun yang menatapnya dengan mata lebar penuh rasa
terkejut. Bu Landak, Pak Kelinci, dan Bu Tikus Kebun lalu tertawa terpingkalpingkal.
Si anak landak bingung tidak mengerti.
“Pantas kita tidak menemukannya di mana-mana,” Pak Kelinci berkata.
“Ternyata ia masuk ke dalam keranjang belanja Bu Landak. Lalu tertidur pulas
di bawah tumpukan barang-barang belanjaan. Bikin cemas saja. Hahaha!”