Dongeng Anak: Dua Putra Raja
Raja Tua Kroda sangat bingung. Pasalnya, dia belum juga bisa
memutuskan siapa yang bakal menggantikannya sebagai raja di
Kerajaan Kroda. Pangeran Sulung, ataukah Pangeran Bungsu?
Akhirnya Raja Tua Kroda mengambil jalan: dia akan menguji kedua putranya
itu. Maka, suatu hari dia berkata pada Pangeran Sulung, “Anakku, aku akan
menugaskanmu untuk melihat-lihat keadaan negeri kita. Berangkatlah besok.
Ini sekantong uang emas sebagai bekalmu.”
Pangeran Sulung pun berangkat keesokannya. Dia menaiki kuda
kesayangannya. Saat melewati pinggir hutan, Pangeran Sulung melihat
seekor rusa yang terjebak dalam sebuah perangkap. Pangeran Sulung merasa
kasihan. Dibebaskannya rusa itu.
Dongeng Anak: Dua Putra Raja
Seorang lelaki tua lalu muncul. “Anak muda,”
ucapnya, “kau sungguh telah melakukan kesalahan besar dengan melepas rusa
itu. Binatang itu punyaku. Telah berhari-hari aku memburunya. Kau telah
membuatku rugi. Kau harus menggantinya. Jika tidak bersedia, terpaksa aku
akan melaporkanmu kepada Raja.”
Pangeran Sulung tak ingin persoalan itu dibawa ke hadapan Raja. Maka
dia pun berkata, “Ini sekantong uang emas untuk mengganti kerugian
itu.” Si Lelaki Tua mengambilnya, lalu pergi. Dengan lesu Pangeran Sulung
meneruskan perjalanan. Belum juga jauh, seorang lelaki brewok tiba-tiba
menghadangnya.
“Berhentilah kau, Anak Muda. Akhirnya kau kutemukan juga,” katanya.
“Cepat kembalikan kuda yang kau curi itu. Jika tidak, aku akan melaporkanmu
kepada Raja.” Pangeran Sulung ketakutan.
Maka diberikannyalah kudanya
pada si Brewok. Si Brewok segera meninggalkan tempat itu.
Pangeran Sulung amat bingung. Kini dia tak punya uang. Begitu pula
dengan kuda tunggangannya. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali saja.
Raja Tua Kroda yang kemudian mendengar ceritanya tak berkomentar apa-apa. Raja Tua Kroda kemudian memanggil Pangeran Bungsu. Lalu katanya,
“Anakku, kini aku menugaskanmu untuk melihat-lihat keadaan negeri kita.
Berangkatlah besok. Dan ini, sekantong uang emas sebagai bekalmu.”
Keesokannya, dengan menaiki kudanya, Pangeran Bungsu berangkat.
Saat melewati pinggir hutan, matanya melihat seekor rusa yang kena
perangkap. Pangeran Bungsu merasa kasihan. Dibebaskannya rusa itu. Seorang
lelaki tua lalu muncul dan berkata, “Anak muda, kau telah melakukan kesalahan
yang amat besar dengan melepas rusa itu. Rusa itu punyaku. Telah berhari hari
aku memburunya. Kau telah membuatku rugi. Kau harus menggantinya.
Jika tidak, terpaksa aku akan melaporkanmu kepada Raja.”
“Hahaha!” Pangeran Bungsu tertawa. “Akhirnya ketahuan juga,” katanya.
“Ternyata Bapaklah orang yang selama ini menangkapi rusa-rusa di hutan ini.
Bapak telah melawan peraturan Raja, yang melarang berburu rusa di sini.
Sekarang Bapak akan saya bawa ke depan Raja.”
Lelaki tua itu ketakutan.
Dia tidak ingin dibawa ke hadapan raja. Katanya,
“Anak muda, ambillah kantong berisi uang emas ini. Setelah itu, bebaskanlah
aku. Jangan kau menghadapkanku kepada Raja.” Pangeran Bungsu menerimanya. Lalu diteruskannya
perjalanan. Belum begitu jauh, seorang lelaki brewok
tiba-tiba menghadangnya. Seru orang itu, “Akhirnya
kutemukan juga kau, pencuri kuda! Kembalikan kuda itu!
Atau kau ingin aku melaporkanmu kepada Raja?”
Pangeran Bungsu tak takut.
Tersenyum dia berkata, “Rupanya Bapak pemilik kuda ini.
Sudah lama saya mencari. Bukan untuk mengembalikan kuda ini,
tetapi untuk melaporkan Bapak kepada Raja atas perlakuan kejam
Bapak terhadap kuda ini. Kuda ini datang kepada saya dan
menceritakan kekejaman Bapak padanya. Tenaganya diperas,
diberi pekerjaan-pekerjaan yang berat, tetapi tak pernah
diberi cukup makan. Tubuhnya yang kian kurus, lemah,
serta tidak terurus tak diperhatikan. Bapak amat jahat. Ayo, ikut
ke istana!”
Si Brewok amat takut. Dengan tubuh gemetar dia berkata,
“Anak muda, jangan bawa aku ke hadapan Raja. Ini sekantong
uang emas untukmu.” Pangeran Bungsu mengambilnya. Lalu dia
melanjutkan perjalanan.
Setelah puas melihat-lihat keadaan negerinya, Pangeran Bungsu
cepat kembali ke istana. Diceritakannya semua yang
telah dialaminya pada ayahnya. Raja Tua Kroda
tampak senang. Dia lalu mengatakan bahwa si Lelaki Tua
dan si Brewok adalah orang-orang suruhannya. Setelah
itu dia memutuskan: Pangeran Bungsu lah penggantinya.
Dan keputusan itu memang tepat. Di bawah
pemerintahan Pangeran Bungsu yang pintar dan cerdik,
Kerajaan Kroda kemudian menjadi negeri yang besar,
makmur, dan disegani.