Thursday, December 29, 2011

Dongeng Anak: Ayam jago Kecil dan Anak rubah

Dongeng Anak: Ayam jago Kecil dan Anak rubah

Ada seekor ayam jago kecil berbulu merah. Tak jauh dari rumahnya, hidup seekor anak rubah bersama ibunya. Setiap pagi, si Anak Rubah berkata pada ibunya, "Bu, aku ingin sekali memakan ayam jago kecil itu. " "Tangkaplah olehmu," kata si Ibu. "Susah, Bu," timpal si Anak. "Pintu rumahnya selalu tertutupAku tak bisa masuk. ""Bodoh sekali kau," omel si Ibu. "Kau seekor rubah. Kau kuat, sedangkan ia cuma seekor ayam jago kecil. Carilah cara bagaimana menangkapnya. " Keesokan paginya si Anak Rubah pergi ke rumah si Ayam Jago Kecil. Ia membawa sebuah karung dan seutas taliIa bersembunyi di dekat pintu. tak  lama itu pintu terbuka.  

Si Ayam Jago Kecil keluar untuk mengambil air. Tak dilihatnya si Anak Rubah yang bersembunyi di dekat pintu. tanpa diketahui olehnya, rubah kecil itu masuk ke dalam rumah. Si Ayam Jago Kecil kemudian kembali. Ia masuk ke dalam rumah. Ditutupnya pintu. Betapa terkejutnya ia saat matanya melihat si Anak Rubah. "Oh, tolong, tolong!" Teriak si Ayam Jago Kecil. Akan tetapi, tak ada yang datang menolong. Saat itu hari masih sangat pagi. Para tetangga masih terlelap dalam tidurnya. "Apa kabar, Teman?" Sapa si Anak Rubah. ia tertawa senang. "Pagi ini kau akan menjadi santapanku yang sangat lezat. Hakhakhak! "Lalu, diburunya si Ayam Jago Kecil. 13 dan Anak Rubah 3. ayam, Si Ayam Jago Kecil cepat melompat ke atas lemari. “Nah, kini kau tak dapat menangkapku!” serunya. Si Anak Rubah mencoba melompat ke atas lemari. Namun, ia tidak dapat mencapainya. 

Dongeng Anak: Ayam jago Kecil dan Anak rubah

Lemari itu terlalu tinggi buatnya. Ia lalu kembali mencoba. Akan tetapi tetap tidak berhasil. Si Anak Rubah kemudian mencari akal. Lama ia berpikir. Katanya kemudian, “Lihat aku!” Ia lalu berputar-putar. Semakin lama semakin cepat putarannya. Si Ayam Jago Kecil memerhatikan. Kepalanya diputar-putar mengikuti gerakan si Anak Rubah. Bertambah lama bertambah cepat ia memutar kepalanya. Akhirnya ia merasa pusing, lalu jatuh dari atas lemari. Kepalanya terus diputar-putar. “Hakhakhak!” si Anak Rubah tertawa, penuh kegembiraan. Lalu  ditangkapnya si Ayam Jago Kecil. Dimasukkannya ke dalam karung. ia lalu mengikat karung itu kuat-kuat dengan tali. Dipanggulnya karung itu, lalu cepat keluar rumah. "Hakhakhak!" Tawanya sepanjang jalan. "Pagi ini pagi yang sangat menyenangkan bagiku. Sarapan yang sangat lezat akan segera kunikmati! " Si Anak Rubah sampai di rumahnya. Ia menemukan pintu rumah terkunci. Ibunya sedang tak ada. "Aku akan mencari Ibu dulu," kata si Anak Rubah. Diletakkannya karung di depan pintu, lalu pergi. Si Ayam Jago Kecil merogoh saku bajunya. Dikeluarkannya gunting, jarum, dan benang. Dengan gunting ia lalu melubangi karung. Setelah itu, ia cepat keluar dari karung itu.  

Dimasukkannya sebuah batu besar ke dalamnya. Lubang kemudian dijahitnya kembali. Kemudian si Ayam Jago Kecil cepat pulang. Dikuntjinja pintu. Si Anak Rubah kemudian kembali. Ia bersama ibunya. diangkatnya karung itu. Berat. Si Anak Rubah mengira si Ayam Jago Kecil masih ada di dalam karung. Dibawanya karung itu ke dalam rumah. Penuh hati-hati ia kemudian membuka karung. Olala! Betapa sangat kecewanya ia. Di dalam karung itu hanya menemukan sebuah batu besar. Si Ayam Jago Kecil tak ada. "Huh!" omel si Ibu. "Mana ayam itu? Batu dibilang ayam! Dasar bodoh! " Si Anak Rubah cepat keluar rumah. Dilihatnya rumah si Ayam Jago Kecil. Tampak si Ayam Jago Kecil tengah duduk di dekat jendela. "Hihkhihk!" Tawa si ​​Ayam Jago Kecil pada si Anak Rubah. "Apa kabar, Teman? Apakah kau sudah sarapan? " Si Anak Rubah cepat masuk ke dalam. Dibantingnya pintu keras-keras. Tawanya tak ada lagi. Ia kesal dan malu. Sementara perutnya melilit lapar, dan sarapannya yang lezat telah tak ada. Apa yang akan dimakannya?

Dongeng Anak: Ayam jago Kecil dan Anak rubah