Monday, December 19, 2011

Dongeng Anak: Biarkan Ia Bebas dan Bus Kecil Yang Takut Gelap

Dongeng Anak: Biarkan Ia Bebas

Aku punya seekor kutilang. Aku membelinya dari Kang Adun. Mama sangat tidak suka karena aku suka lalai pada peliharaanku, seperti yang kulakukan seminggu yang lalu. Aku minta dibelikan ikan koi. Mama lalu membelikannya. Mulanya aku merawatnya dengan baik. Tapi, kemudian aku melupakan peliharaanku. Aku tak memberinya makan dan juga tak mengganti-ganti airnya. Akibatnya, koi itu mati. Mama kesal melihatnya. “Awas kalau tidak merawatnya dengan baik,” ancam Mama, sewaktu aku merengek minta dibelikan seekor burung kutilang. “Aku janji akan merawatnya dengan baik, Ma,” ucapku. Mama pun mengizinkan. Aku lalu membeli seekor kutilang pada Kang Adun, si pedagang burung. Aku senang sekali dengan kutilangku. 
Setiap pagi sebelum ke sekolah, aku memberinya makan. Kuganti air minumnya. Namun, ternyata kutilang itu tidak lama kumiliki. Kemarin, setelah memberi makan dan minum kutilang itu, Aku lupa menutup pintu sangkarnya. Ketika aku kembali dari sekolah, kutilangku sudah tak ada. Pintu sangkarnya terbuka. Aku ingat apa yang telah aku lakukan pagi tadi. Aku lupa menutup pintu sangkar! Aku menyesali keteledoranku. “Sudahlah,” hibur Mama. “Bukankah lebih baik kutilang itu hidup bebas? Ia bisa pergi ke mana saja, mencari makan sesukanya, dan bermain bersama teman-temannya. Tidak enak, lho, hidup dalam sangkar, meski diberi makan. Bayangkan kalau kamu dikurung di rumah, tidak boleh ke mana-mana, tidak boleh bermain dengan teman-temanmu!” Aku merenungkan kata-kata Mama. Bila aku dikurung di rumah, tak boleh ke mana-mana, tak boleh bermain dengan teman-teman, hiii, pasti tak enak sekali! Seperti dipenjara rasanya, meski diberi makan enak, meski diberi banyak mainan. Aku bergidik ngeri.

Dongeng Anak: Bus Kecil Yang Takut Gelap

Ada sebuah bus kecil berwarna merah. Ia tinggal di sebuah garasi bersama ayah dan ibunya. Setiap pagi ketiganya diisi bensin dan air. Kemudian mereka mengangkut orang, dari desa tempat tinggal mereka ke kota besar di tepi laut, pulang balik. Si Bus Kecil selalu melakukan perjalanan di siang hari. Pada malam hari ia tidak berani. Ia sangat takut gelap. Suatu hari ibunya berkata, “Dengarlah! Ibu akan menceritakan sebuah cerita.” Ibu Bus lalu mulai bercerita, “Dulu sekali, Gelap takut pada bus. Tapi, Ibu Gelap yang secantik bunga melati berkata pada anaknya, ‘Kau tidak usah takut. Ayolah keluar! Sekarang sudah saatnya kau keluar. Kalau kau bersembunyi terus, orang-orang tidak tahu bahwa saat mereka untuk tidur telah tiba. Bintang-bintang pun tidak tahu bahwa sudah saatnya mereka keluar untuk memancarkan sinar. Ayolah keluar! Tak usah takut.’ Maka, Gelap yang tengah bersembunyi di balik matahari keluar dan merangkak turun ke jalan dan rumah-rumah. 

Dongeng Anak: Bus Kecil Yang Takut Gelap

Bus-bus tampak sedang bergerak ke sana ke mari. Gelap memberanikan diri merangkak lebih jauh. Tak lama kemudian, lampu-lampu di sepanjang jalan dinyalakan. Para sopir bis juga menyalakan lampu bus. “Gelap terus merayap. Ia tak menyadari ada sebuah bus bergerak menembusnya dan membunyikan klakson. Menyenangkan sekali! Gelap pun tersenyum gembira. Setelah itu banyak bus menembus Gelap dengan lampulampu mereka yang menyala. Orang-orang di dalam bus-bus pun tampak sangat menikmati suasana yang sangat indah itu. “Ketika bulan bersinar, Gelap bermain petak umpet di antara rumahrumah. Ketika pagi tiba, matahari bersinar dan mengantarkan Gelap pulang ke ibunya. Kini, Gelap tak takut lagi pada bus.” Ketika Ibu Bis selesai bercerita, si Bus Kecil berkata, “Saya siap untuk pergi keluar sekarang, Bu.” Ketika si Pengendara Bus Kecil datang dan menyalakan mesin serta lampu Bus Kecil, orang-orang mulai naik dan duduk. Setelah bus penuh, si Bus Kecil pun berangkat. Ia menembus gelap, menuruni bukit, menuju ke kota besar di tepi laut.

Dongeng Anak: Biarkan Ia Bebas dan Bus Kecil Yang Takut Gelap